Rabu, 20 Oktober 2010

belajar

       Seperti ketika kita baru dilahirkan disekitar kita berkeliling keluarga yang menyambut dengan suka cita, mereka punya harapan dan keinginan masing-masing, keinginan dan harapan yang berbeda-beda, tapi ada satu harapan yang sama, dengan lahirnya generasi baru ada harapan yang lebih baik kedepan yaitu massa depan yang cerah. sehingga tidak ada rasa jenuh, lelah dan letih ketika orang tua kita membimbing kita, menuntun kita, agar kita bisa menjadi seperti harapan mereka.



       Mulailah diajarkan minum, makan, berjalan, berbicara dst, artinya perubahan dari waktu kewaktu bukan hanya perubahan fisik tetapi perubahan sikap dan tingkah laku kita. seiring usia kita dewasa maka peruban itu akan diwarnai oleh kebiasaan - kebiasaan kita yang lebih dikenal dengan watak. sikap dan tingkah laku kita ini akan menjadikan cirikhas didalam kehidupan kita selanjutnya.  Jika dulu kita belum bisa berjalan betapa susahnya orang tua kita melatih kita tuk berjalan, sebelum bisa membaca betapa sabarnya guru kita mengajarkan abjad demi abjad angka demi angka untuk kita pahami sehingga kita bisa seperti sekarang ini.

      Belasan tahun bahkan puluhan tahun berlalu kita telah menjadi seperti sekarang ini, seperti apa kita? mau kemana kita? sudah bisa apa kita? mendapat apa? dan mau kemana?...
Pertanyaan-pertanyaan seperti diatas sebenarnya kita sendirilah bisa menjawabnya, karena pertanyaan itu sesunggguhnya ada dalam diri kita masing-masing dan kitalah yang bisa menjawab. Saya melihat foto anak saya ketika belum bisa berjalan seperti gambar/foto diatas, betapa senangnya ketika bisa berlari kesana kemari dengan kereta rodanya, saya seperti melihat diri saya sendiri yang sedang belajar berjalan, ada satu yang harus dikorbankan ternyata untuk dapat berjalan, kita harus jatuh beberapa kali bahkan menurut sebuah buku yang saya baca seorang bayi akan mengalami jatuh tidak kurang 230 kali untuk dapat berjalan,  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar